Jatim Bawa Nama Arema
![]() TABANAN - PSSI Pengprov Jatim akan membawa nama Arema di arena Kongres Tahunan PSSI, 21-23 Januari 2010. Arema akan dijadikan contoh keberhasilan PSSI membina persepakbolaan di Indonesia. Hal di atas diungkapkan Joko Tetuko, Sekretaris PSSI Pengurus Provinsi Jatim kepada Malang Post di Pan Pacific Nirwana Bali Resort, Kamis sore. ‘’Nama Arema sudah mendunia. Nama Arema contoh keberhasilan PSSI membangun sepakbola profesional di Indonesia,’’ tandas Joko. Seperti diberitakan diharian ini sebelumnya (MP, 20/01) PSSI akan menggelar Kongres Tahunan selama tiga hari di Tabanan, Bali. Kongres khusus membahas evaluasi progam kerja 2010 dan progam kerja tahun 2011. Kongres akan diikuti 100 pemilik suara dari 108 pemilik suara anggota PSSI. Dikatakan Joko, dualisme liga sepakbola di Indonesia sekarang ini dianggap bisa menganggu stabilitas nasional. Artinya, NKRI bisa terpecah belah hanya karena munculnya kompetisi sepakbola besar yaitu Indonesia Super Liga (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI). ‘’Kita bukan negara federal, sepakbola jangan dipecah-pecah. Sepakbola nasional kita kembalikan ke ‘NKRI’ yaitu satu liga saja. Di luar ISL, tidak ada liga yang patut diikuti dan didukung,’’ ucap Ketua Komisi Informasi Jatim ini. Secara detil, Joko kemudian menyebutkan kualitas kebaradaan ISL dan LPI. Dari pantauan dan pengamatan PSSI Jatim, empat kali laga tanding yang digelar LPI kualitasnya jauh dari yang didengung-dengungkan. Tidak ada keistimewaan apapun didalam pelaksanaan LPI. Sebagai contoh, Joko menyebut, kualitas pemain yang bergabung di LPI. Jika LPI disebut sebagai liga pembaruan sepakbola nasional, kenapa didalamnya banyak terdapat pemain, yang usianya sudah sangat lanjut. Bahkan, pemain di atas usia 30 sampai 40 tahun hampir mendominasi setiap klub, yang bertanding. Padahal, lanjut Joko, usia pemain seperti itu tidak mungkin bisa mengangkat sepakbola Indonesia ke jenjang internasional. Di masa mendatang, pemain usia muda adalah tumpuan perkembangan sepakbola mendatang. ‘’Contone Bandung FC. Waktu main sama Persebaya, pemainnya banyak yang tua. Mosok iku pemain masa depan,’’ ujarnya bernada tanya. Kelemahan kedua, kata Joko, jumlah penonton yang melihat pertandingan LPI tidak sespektakuler yang diharapkan. Sebaliknya, penonton ramai memenuhi tribun saat pertandingan pembukaan LPI saja. Setelah itu? ‘’Sepi. Padahal, pertandingan dilakukan di kota besar. Artinya, tidak ada yang bisa dibanggakan penonton,’’ tandasnya. Lalu apa hubungannya dengan Arema? Menurut Joko, Arema bukti keberhasilan pembinaan sepakbola oleh PSSI. Di dalam klub Arema sekarang ini berlaga pemain-pemain yang usianya banyak di bawah 20 tahun. Bahkan, Arema menjadi pemasok pemain terbanyak Timnas saat bermain di Piala AFC. ‘’Kehadiran PSSI Jatim ke sini (Bali) membawa misi mendukung progam kerja PSSI. Mendukung progam kembalinya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sepakbola nasional. Dan yang kita buat contoh di kongres adalah Arema. Karena Arema kebetulan milik Jatim,’’ katanya. Arema sendiri dalam Kongres tersebut akan diwakili Rendra Kresna, Presiden Klub Arema Indonesia. Satu agenda penting pun siap diusung Arema. ‘’Untuk agenda yang akan diusung Arema adalah terkait dengan persepakbolaan Indonesia. Menurut kita, olahraga, khususnya sepakbola itu harus ada campur tangan pemerintah, untuk bisa membantu sepakbola, tidak seperti saat ini, Pemda (Pemerintah Daerah) dibuat takut,’’ ungkap Rendra kepada Malang Post. ‘’Padahal Undang-undang sudah jelas. Pemda itu harus membantu olahraga unggulan, dan semua tahu, sepakbola itu adalah olahraga unggulan di semua daerah.Tidak mungkin bisa kalau sepakabola itu hanya mengandalkan pihak swasta saja, tapi pemerintah harus bantu itu,’’ sambungnya. Menurut pria yang juga Bupati Malang ini, pemerintah harusnya mendukung kemajuan sepakbola melalui kebijakannya. Namun untuk saat ini, Pemerintah melalui Menteri dalam negeri dan Menteri Pemuda dan Olahraga justru sepakat untuk menghentikan dana bantuan pada sepakbola. ‘’Bantuan untuk olahraga, khususnya sepakbola itu nilainya tidak seberapa dengan dampak positif dari sepakbola itu sendiri, mulai dari pembinaan pemain dan untuk pembinaan suporternya,’’ yakin Rendra mengaku tak ingin membahas seputar calon Ketua Umum PSSI dalam kongres nanti. Bendahara Yayasan Arema ini jutsru ingin membahas lebih dulu program sepakbola Indonesia dan dukungkan dari pemrintah. Pada dasarnya menurut Rendra, Pemda harus ikut campur dan harus ikut membina sepakbola yang ada di daerahnya masing-masing. ’’Pemerintah harus perjelas ini, dan jangan buat Pemda menjadi bingung. Kalau pemerintah melalui menteri mengatakan APBD tidak boleh untuk sepakbola, lalu siapa yang mau membayar. Menteri itu sepertinya tidak tahu kondisi sepakbola yang sebenarnya di Indonesia. Kalau tidak dibantu, tidak akan bisa maju. Karena untuk saat, tidak ada perusahaan yang mau sponsori sepakbola,’’ pungkas Rendra. (bua/has/avi) |
0 komentar:
Posting Komentar